Sri Mulyani: Defisit APBN 2020 bisa tembus 2,5% imbas coronavirus

Pemerintah sudah menggelontorkan insentif fiskal sebesar Rp10,3 triliun untuk menstimulus perekonomian akibat coronavirus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto Antara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan akan terjadi pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 2,2% hingga 2,5% atau melebihi target 1,76%.

Untuk itu, Sri Mulyani menjelaskan, saat ini pemerintah terus mempersiapkan stimulus fiskal untuk mendongkrak laju ekonomi nasional usai terpukul wabah coronavirus dan kenaikan harga minyak dunia akibat seteru Rusia dan Arab Saudi.

Dengan berbagai stimulus yang akan diberikan, lanjut Sri, pemerintah tentu saja harus mengeruk kocek negara lebih dalam serta meningkatkan porsi utang pemerintah.

"Defisit melebar karena tekanan dari permintaan negara, harga minyak, kondisi ekonomi, dan berbagai fasilitas atau policy yang ingin diberikan dalam rangka dorong ekonomi, serta belanja yang minta diakselerasi," kata Sri di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3).

Sebelumnya, pemerintah mengucurkan stimulus ekonomi tahap pertama dengan anggaran total Rp10,3 triliun. Dari dana tersebut, sebesar Rp298,5 miliar diberikan ke sektor pariwisata.