EFA kucurkan US$200 juta biayai program transisi energi PLN

Dirut PLN mengklaim, pihaknya memiliki kesamaan dengan EFA dalam menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan.

Ilustrasi. Lembaga kredit asal Australia, EFA, mengucurkan dana talangan US$200 juta untuk membiayai berbagai program transisi energi PLN. Dokumentasi PT PLN (Persero)

PT PLN (Persero) menjajaki kerja sama dengan lembaga kredit asal Australia, Export Finance Australia (EFA), terkait pembiayaan hijau. Kemitraan ini diklaim mempercepat program transisi energi di Tanah Air, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) 29% pada 2030 dan mencapai net zero emission (NZE) 2060.

"Kesepakatan ini sangat penting mendukung peningkatan infrastruktur energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengembangan teknologi hijau di Indonesia guna mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat," kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangannya, Jumat (8/9).

Menurutnya, PLN dan EFA memiliki kesamaan komitmen dalam menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan. Harapannya, dapat mengurangi emisi GRK sehingga kelestarian lingkungan terjaga.

"Kita telah sepakat untuk menjalin kerja sama yang erat dalam mempercepat transisi energi di Indonesia," ucapnya.

CEO EFA, John Hopkins, sesumbar, kerja sama dengan PLN bakal membawa manfaat besar dalam mereduksi emisi karbon beredar bagi global. Selain itu, memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia.