Ekspor tekstil ditarget tumbuh 7%

API juga menargetkan net ekspor dan nilai tambah yang disumbang oleh industri tekstil sampai akhir 2018 menjadi US$ 4 miliar.

Pekerja menjahit kain di industri tekstil rumahan C59 di Bandung, Jawa Barat, Senin (25/6). /AntaraFoto

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memproyeksikan pertumbuhan ekspor tekstil tahun ini dapat mencapai 7%. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman API juga menargetkan net ekspor dan nilai tambah yang disumbang oleh industri tekstil sampai akhir 2018 menjadi US$ 4 miliar, lebih besar dibandingkan dengan 2017 yang mencapai nilai US$ 3,5 miliar

“Namun demikian, optimisme ini harus didukung oleh sinergitas antar pihak, seperti rangkaian para produsen dari hulu ke hilir, pendukung ITPT, dan penentu kebijakan,” kata Ade dalam keterangan resmi yang diterima Alinea.id, Rabu (25/7).

Sebagai salah satu industri yg diprioritaskan oleh pemerintah, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah membuktikan kontribusi besar yaitu 6,39% terhadap PDB pada 2017.  Kendati demikian, kinerja ini masih banyak menyimpan permasalahan yang dihadapi oleh para produsen tekstil. Salah satunya adalah harga bahan baku yang tersedia di dalam negeri. 

Harga bahan baku dalam negeri justru kalah bersaing dengan bahan yang sama dari sumber importasi. Bahan baku tersebut adalah serat polyester sebagai bahan baku benang yang saat ini harganya 13% lebih mahal daripada di luar negeri.

 “Kondisi ini mengakibatkan merosotnya daya saing ekspor produk tekstil Indonesia hingga ke hilir,” kata Ade.