Faisal Basri: UMKM butuh akses ke rantai pasok global

Pemerintah harus membuka pasar dalam negeri bagi UMKM luar negeri, agar akses kepada rantai pasok global terbuka

Pekerja merapikan kain batik di UKM Batik Lebak Chanting Pradana di Lebak, Banten, Senin (20/4).Foto Antara/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sektor yang paling terpukul akibat krisis yang dipicu pandemi Covid-19, berbeda dengan krisis 1997 di mana UMKM menjadi penopang perekonomian.

Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, kondisi seperti saat ini harus diantisipasi ke depannya. Masalah utama yang dihadapi oleh UMKM, katanya, adalah kurangnya akses kepada rantai pasok global.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah membuka pasar dalam negeri bagi UMKM luar negeri, agar akses kepada rantai pasok global terbuka, dan tidak hanya bersandar kepada pasokan dari China saja.

"Kita gelontorkan dana buat UKM terus, tetapi akses kepada global value chain-nya tidak dibuka. Kejadian sekarang. Dengan disruption global value chain, industri harusnya sadar tidak bisa hanya mengandalkan China," katanya dalam video conference, Jumat (24/4).

Selain membuka akses kepada rantai pasok global, sasaran utamanya adalah menciptakan pemusatan barang-barang produksi (convergent components) yang belum dihasilkan di dalam negeri.