Indonesia darurat timbulan sampah makanan, waktunya diet!

Untuk mencegah timbulan sampah makanan yang kian tinggi, diet sampah dan diet makanan harus diterapkan dari rumah tangga.

Ilustrasi Alinea.id/Enrico P. W.

Puteri Indonesia 2006, Agni Pratistha Kuswardono (34) dan sang suami Ryan Anthony Monoarfa rutin mengurangi penggunaan plastik. Setelah bertahun-tahun memulai gaya hidup ramah lingkungan (eco-lifestyle), baru tiga tahun belakangan keluarganya dapat menerapkan diet sampah

Selain pengelolaan sampah, beberapa tahun terakhir perempuan yang kini aktif sebagai pegiat lingkungan itu juga menerapkan sustainable diet atau pola makan berkelanjutan. 

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), sustainable diet merupakan pola makan yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan. Dengan menerapkan pola makan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi, serta kehidupan yang sehat untuk generasi sekarang dan mendatang. 

Sebab, pola makan berkelanjutan bersifat melindungi dan menghormati keanekaragaman hayati dan ekosistem. “Sebenarnya sustainable diet ini bukan cuma untuk lingkungan saja, tapi untuk kita juga. Agar nutrisi yang masuk ke tubuh kita cukup, tidak berlebihan,” lanjut dia. 

Di saat yang sama, menerapkan sustainable diet juga berarti meminimalkan produksi makanan sisa. Hal ini seiring dengan prinsip dari pola makan berkesinambungan ini sendiri, yaitu dengan memperhatikan keseimbangan konsumsi dan menggunakan bahan makanan secukupnya.