Kebakaran TPA: Potret buruknya pengelolaan sampah di Indonesia

Kebakaran di tempat pembuangan akhir yang banyak terjadi menunjukkan pengelolaan sampah yang kuno dan darurat di tanah air.

Tim gabungan melaksanakan operasi pemadaman kebakaran lahan TPA Tlekung, Kota Batu, Sabtu (21/10/2023). Foto: Pusdalops BPBD Kota Batu.

Api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat belum juga padam, namun kebakaran TPA sudah terjadi lagi. Teranyar, api muncul di Zona 2 Jambore Kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (29/10) siang. Untungnya, kebakaran di tempat pembuangan akhir milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini telah berhasil dikendalikan.

Kebakaran TPA Jalupang dan TPST Bantargebang menambah panjang rentetan bencana kebakaran TPA di Indonesia. Di mana menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya dalam periode Juni sampai awal Oktober 2023 sudah ada 14 kejadian kebakaran TPA.

Pengkampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) DKI Jakarta Muhammad Aminullah menilai, dua bencana kebakaran tersebut terjadi karena suhu tinggi dan cuaca kering yang telah terjadi sejak April lalu.

“Pengelolaan yang dilakukan di TPA-TPA di Indonesia juga masih dilakukan dengan sistem open dumping (penumpukan sampah) atau penutupan TPA,” katanya, saat dihubungi Alinea.id, Senin (30/10).

Padahal, sistem ini memiliki risiko lebih besar untuk terjadi kebakaran, ketimbangan sistem pengelolaan sampah lain. Sebab, pada TPA dengan sistem kelola open dumping, gas metana yang dihasilkan oleh sampah hanya akan tersimpan di antara tumpukan sampah yang menggunung.