Menperin minta industri baja jadi contoh rangkul prinsip keberlanjutan

Sektor ini dinilai memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Ilustrasi industri baja. Foto Kemenperin.

Industri baja memiliki peran vital dalam menyokong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan beberapa industri penting lainnya, seperti energi, konstruksi, otomotif dan transportasi.

Sektor ini dinilai memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui penambahan nilai (added value) dan menjadi faktor pengganda (multiplier effect) dalam meningkatkan daya saing ekonomi negara. 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung para pelaku industri baja untuk terus menjadi motor penggerak perekonomian melalui industri ini. Dalam kesempatan pengukuhan pengurus The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Periode 2023-2025, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Kemenperin mengharapkan agar IISIA sebagai perwakilan industri besi dan baja dapat mendukung berbagai upaya pemenuhan kebutuhan domestik akan baja, meningkatkan kualitas produk baja, dan mengambil inisiatif dalam pengembangan energi terbarukan.

“Sektor industri baja harus menjadi contoh dalam merangkul prinsip-prinsip keberlanjutan dan berperan aktif dalam upaya meminimalkan dampak lingkungan,” ujar Menperin dalam keterangan resminya, Senin (23/10).

Hal ini juga terkait dengan rencana aksi dekarbonisasi di sektor industri. Sebelumnya, Menperin telah menyampaikan bahwa sektor industri ditargetkan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari target nasional. Industri baja menjadi salah satu sektor yang cukup diperhatikan dalam rencana aksi ini, dan isu mengenai energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi tantangan bagi industri baja.