Mental pegawai Pajak drop dan jadi target bullying imbas Rafael Alun

"Saat ada kasus RAT (Rafael Alun Trisambodo) ini, mental mereka drop karena digeneralisir sebagai koruptor."

Pegawai Pajak berisiko kena bullying karena terdampak tereksposenya kasus pamer kekayaan (flexing) dan gaya hidup mewah keluarga Rafael Alun Trisambodo. Google Maps/Adi Ristanto

Rekan kerja Rafael Alun Trisambodo, pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), lebih terdampak dibandingkan pemasukan negara imbas perangai bekas Kabag Umum Kanwil KPP Jaksel II itu.

Muncul gerakan tolak bayar pajak di media sosial buntut tereksposenya gaya hidup mewah dan pamer kekayaan (flexing) yang dilakukan keluarga Rafael Alun.

"Risiko yang lebih besar [dari munculnya gerakan tolak bayar pajak] adalah di kepatuhan pelaporan SPT (surat pemberitahuan) orang pribadi (OP). Akan tetapi, dampak paling besar malah dirasakan oleh pegawai DJP," kata Manajer Riset Center for Indonesia Raxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, saat dihubungi Alinea.id, Jumat (3/3).

"Saat ada kasus RAT (Rafael Alun Trisambodo) ini, mental mereka drop karena digeneralisir sebagai koruptor. Padahal, sebagian besar mereka, saya yakin masih jujur dan penuh integritas," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Fajry, para pegawai Pajak juga berisiko menjadi sasaran perundungan (bullying) saat berhadapan dengan masyarakat. Dicontohkannya ketika melakukan sosialisasi di sosial media. "Jadi, dampaknya lebih ke pegawai pajak."