Migas biang kerok pendapatan negara jeblok

Tekanan terhadap pendapatan negara yang baru mencapai Rp1.508,9 triliun hingga Oktober 2019 dituding akibat sektor minyak dan gas (migas).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara hingga Oktober mencapai Rp1.508,9 atau 69,7% dari target APBN 2019. / Facebook Sri Mulyani

Pendapatan negara terus mengalami perlambatan. Hingga Oktober 2019 pendapatan tercatat hanya mencapai Rp1.508,9 atau 69,7% dari target APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara hingga Oktober mencapai Rp1.508,9 atau 69,7% dari target APBN 2019. Perlambatan penerimaan negara terjadi karena penerimaan sektor pajak yang menurun, utamanya terjadi di sektor migas.

Hingga Oktober 2019 sektor pertambangan kontribusinya hanya sebesar Rp47,4 triliun atau tumbuh 5,0%. Jika dilihat secara tahunan, sektor ini merosot 22,1% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang tumbuh sebesar 67,5%.

"Sektor tambang masih terus tertekan dan nampak dari penerimaan pajak kita. Secara year on year tambang terus mengalami kontraksi," katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11).

Dia pun menjelaskan, realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2019 baru mencapai Rp1.173,9 triliun atau 65,7% dari target APBN yang sebesar Rp1.786,4 triliun.