Mutuagung Lestari targetkan raih dana segar hingga Rp103,71 miliar dari IPO

MUTU akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU), berencana melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Foto istimewa

Perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC) yaitu PT Mutuagung Lestari Tbk. atau MUTU International (MUTU), berencana melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah mendapatkan surat izin praefektif dan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 11 Juli 2023. Melalui mekanisme IPO, MUTU akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Saham MUTU akan ditawarkan dalam rentang harga Rp105 hingga Rp110. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan memperoleh dana segar antara Rp99,00 miliar hingga Rp103,71 miliar. Bersamaan dengan penawaran umum saham, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I senilai Rp76,37 miliar dengan rasio empat berbanding satu. Setiap pemegang empat saham baru akan memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp324 selama periode 9 Februari 2024-8 Agustus 2025.

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga menyatakan, IPO merupakan salah satu langkah strategis yang diambil untuk menangkap peluang yang lebih besar di industri TIC Indonesia. Saat ini, masih belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC. Konsumen bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa. Ia meyakini saat pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, maka industri TIC akan semakin berkembang.

Dalam IPO ini, MUTU International menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Proses penawaran saham MUTU berlangsung pada 12 hingga 24 Juli 2023, sehingga saham perseroan, diperkirakan tercatat dan mulai diperdagangkan di BEI pada 9 Agustus 2023.

Menurut Arifin, sebanyak 66% dana hasil penawaran umum saham akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure), guna mengembangkan laboratorium eksisting maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi. Adapun sebesar 34% dana hasil penawaran saham ditambah seluruh dana hasil pelaksanaan waran akan dialokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) guna menunjang bisnis perseroan, baik di pasar eksisting maupun pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai tiga fokus strategi perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy.