OJK sebut IHSG turun 8,98% karena tekanan pasar keuangan global

Meski IHSG menurun, fundamental perekonomian Indonesia disebut cukup stabil

Seseorang menatap layar IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Antara Foto

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan per 26 Oktober 2018, IHSG tercatat menurun 8,98% secara year to date. Penurunan tersebut disebabkan karena berbagai macam tekanan dari pasar keuangan global. Meski begitu, dipastikan fundamental perekonomian Indonesia cukup stabil. 

“Di tengah berbagai macam tekanan pasar keuangan global tersebut, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh di atas 5% pada 2018 dan inflasi masih dalam kisaran BI (3,5% plus minus 1%)," kata Ketua Dewan Komisioner OJK,  Wimboh Santoso, dalam rapat kerja bersama anggota Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (29/10).

Wimboh menyampaikan, CAR perbankan per September 2018 sebesar 23,33% dengan perusahaan asuransi yang berada di atas treshold. Sementara itu, likuiditas perbankan mengalami penurunan, tapi masih kondisi memadai yakni sebesar Rp543 triliun. 

“Artinya perbankan jaga-jaga likuiditas yang cukup besar, yang tersimpan di Indonesia. Itu digunakan untuk buffer menghadapi tekanan dan ekspansi usaha ke depan," ujar Wimboh. 

Kemudian pertumbuhan kredit, kata dia, tumbuh di luar dugaannya yakni sebesar 12,69% (yoy) dengan NPL cukup rendah per September yaitu 2,66%. Secara gradual, kinerja perusahaan pembiayaan cukup baik, yakni tumbuh 6,1% (yoy) dan NPF sebesar 3,17%.