Pelemahan rupiah tidak sama dengan krisis 1998

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Jumat (14/9).

Banyak pihak yang khawatir kondisi krisis ekonomi 1998 terulang. / Antara Foto

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Jumat (14/9). Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) nilai tukar dollar AS (14/9) tercatat Rp14.835. Kemudian dari perdagangan Reuters, dollar AS tercatat Rp14.795. 

Berdasarkan pantauan Alinea.id,  dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terus tertekan. Bahkan, mata uang Garuda terus mendekati level Rp15.000 per dollar AS. Banyak pihak yang khawatir kondisi krisis ekonomi 1998 terulang.

Kendati demikian, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Krizia Maulana menilai kondisi ini jauh berbeda. Menurutnya, meskipun secara nominal sama yakni Rp15.000 per dollar AS, namun besaran pelemahannya berbeda.

"Pada 1998 rupiah sempat melemah lebih dari 200%, sedangkan pada tahun ini rupiah melemah sebesar 12%. Sementara itu, beban pemerintah juga berbeda, di mana 87,4% terhadap PDB pada 2000, dan pada tahun ini sekitar 32%," kata dia dalam market update yang diterima Alinea.id, Sabtu (15/9).

Menurutnya, salah satu kunci kesuksesan pemerintah Indonesia setelah krisis moneter tahun 1998 adalah mampu secara konsisten menurunkan angka inflasi. Berdasarkan data IMF, rata-rata inflasi pada 1998 mencapai 58%, sementara di tahun ini target inflasi hanya di kisaran 2,5%-4,5%.