Pemerintah akan kembangkan angkutan umum berbasis rel di 6 kota

Setidaknya dibutuhkan sekitar Rp180 triliun untuk mewujudkan itu. 

Penumpang menaiki kereta MRT pada hari pertama fase operasi secara komersial (berbayar) di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (1/4)./AntaraFoto

Pemerintah berencana mengembangkan sistem angkutan umum massal berbasis rel di enam kota metropolitan, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Makassar. Setidaknya dibutuhkan sekitar Rp180 triliun untuk mewujudkan itu. 

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, persentase penggunaan angkutan umum di Indonesia masih berkisar 5%-25%. Bandingkan dengan di Hong Kong yang telah mencapai 90%, Seoul 70%, dan Tokyo 50%. 

"Dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, indikasi kebutuhan pembiayaan pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel di enam kota metropolitan, sekitar Rp180 Triliun," ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/4). 

Selain itu, akan dibentuk kelembagaan otoritas transportasi perkotaan untuk pembangunan angkutan umum massal perkotaan. Sehingga rencana pembangunan angkutan umum massal bisa diimplementasikan. 

Dalam rancangan teknokratik RPJMN 2020-2024, kebijakan pengembangan angkutan umum massal perkotaan Indonesia, meliputi angkutan berbasis jalan dan rel, penerapan Transit Oriented Development (TOD), pengembangan skema dukungan pemerintah pusat bagi pemerintah daerah untuk penyediaan angkutan umum massal perkotaan, serta pengembangan kelembagaan badan atau otoritas transportasi perkotaan.