Pemerintah targetkan inflasi volatile food di bawah 4%

Inflasi volatile food jadi sasaran karena merupakan penyumbang inflasi terbesar.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Kemendag Oke Nurwan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo saat konferensi pers terkait penanggulangan inflasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Alinea.id/Nanda Aria.

Pemerintah menargetkan inflasi volatile food atau harga bahan makanan bergejolak pada 2020 sebesar 4%, di samping inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang dipatok sebesar 3%.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan indikator inflasi volatile food dimasukan dalam target pemerintah tahun ini karena pengaruh dari harga bahan makanan bergejolak yang cukup tinggi.

"Pemerintah menargetkan menjaga sasaran inflasi bukan hanya inflasi IHK tapi juga inflasi volatile food sebesar 4%. Karena kita tahu faktor peyumbang inflasi itu kan bahan makanan yang sebagian besar adalah volatile food," katanya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2). 

Iskandar pun menuturkan pengendalian inflasi volatile food pada tahun ini untuk menjaga daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasalnya, sebagian besar konsumsi masyarakat masih didominasi oleh bahan pangan yang sebagian besar masuk ke dalam kategori volatile food.