Berbeda dengan DEN, pengamat sebut ketahanan energi RI tak sepenuhnya aman

Indonesia sampai saat ini menjadi net importir bahan bakar minyak (BBM), baik produk maupun minyak mentah.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), salah satu sumber energi yang dimanfaatkan Indonesia. Pixabay

Energy Watch memastikan kondisi energi Indonesia tidak sepenuhnya aman. Pernyataan ini menimpali klaim Dewan Energi Nasional (DEN) yang menyebut ketahanan energi dalam negeri aman meskipun digempur lonjakan harga berbagai komoditas energi. 

"Kondisi ketahanan energi kita tidak dalam kondisi yang sepenuhnya aman," ucap Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, kepada Alinea.id, Selasa (8/3).

Dirinya menerangkan, ketahanan energi secara definisi diartikan sebagai kondisi terjaminnya ketersediaan energi atau sumber pasokan, akses masyarakat pada energi, harga yang terjangkau, dan dalam jangka panjang tetap memperhatikan perlindungan kepada lingkungan.

Dari definisi tersebut, energi Indonesia kurang aman karena sampai saat ini menjadi net importir bahan bakar minyak (BBM), baik produk maupun minyak mentah. Produksi minyak dalam negeri lebih kecil daripada konsumsinya.

"Bayangkan misalnya kalau tiba-tiba pasokan terganggu, akan kewalahan kita pastinya," kata Mamit.