Saat rokok dan harga beras jadi penyebab kemiskinan

Hingga saat ini, angka garis kemiskinan ditentukan sebesar 73,48% dari pergerakan harga bahan pangan.

Pemerintah mengklaim dalam setahun terakhir telah terjadi penurunan angka kemiskinan 1,82 juta jiwa. / Istimewa

Pemerintah menyatakan harga beras dan konsumsi rokok yang terus meningkat menjadi faktor penyebab kemiskinan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pengurangan angka kemiskinan akan mengalami tantangan berat jika harga bahan pangan tidak bisa dikendalikan.

“Salah satu yang kita hadapi pada Maret ini kenaikan harga beras yang cukup tinggi. Ini perlu menjadi catatan karena fluktuasi harga beras akan berpengaruh besar kepada kemiskinan karena persentase pengaruh beras daripada kemiskinan itu cukup besar,” kata Suhariyanto dalam forum diskusi Fakta Penurunan Angka Kemiskinan di Jakarta, Senin (30/7).

Suhariyanto juga mengatakan hingga saat ini garis kemiskinan ditentukan sebesar 73,48% dari pergerakan harga bahan pangan. Menurut dia, beras menjadi faktor pertama dalam kenaikan tingkat kemiskinan, kemudian disusul dengan konsumsi rokok yang masih tinggi terutama oleh penduduk miskin.

“Artinya seluruh pemegang kebijakan harus memperhatikan stabilisasi harga pangan, harus betul dijaga. Jangan sampai harga kebutuhan pokok itu meningkat,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan konsumsi rokok menyumbang 10% terhadap angka kemiskinan di masyarakat perkotaan dan 11% bagi penduduk desa. Artinya, misalkan satu orang dalam keluarga miskin merokok, pendapatannya akan berkurang sebesar 11%.