close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11).AntaraFoto
icon caption
Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11).AntaraFoto
Bisnis
Minggu, 15 Desember 2019 04:06

Sandi: Ada peluang tingkatkan perekonomian pada 2020

Semua pihak harus memberi masukan yang konstruktif untuk membantu memberi solusi alternatif menghadapi tantangan ekonomi pada 2020.
swipe

Meski tantangan ekonomi pada 2020 cukup berat, akan tetapi masih ada peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Kami semua sepakat walaupun ekonomi pada 2020 akan menghadapi banyak tantangan, tetapi masih banyak peluang," ujar Wakil Ketua Kadin Sandiaga Uno usai menghadiri Pembukaan Mukernas V PPP yang diselenggarakan di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (14/12).

Sandi mengatakan, semua pihak perlu menyelesaikan agenda-agenda penghambat ekonomi. Agar iklim usaha dan investasi segera mendapat dukungan.

"Kita perlu segera menyelesaikan dan menuntaskan agenda utama penghambat dari ekonomi. Seperti bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja dan juga memberdayakan ekonomi usaha kecil dan menengah serta beberapa perbaikan iklim usaha dan investasi," ujarnya.

Ia pun mendukung niat pemerintah yang berencana menyederhanakan aturan lewat gagasan omnibus law. Pasalnya hal itu dapat membuat aturan tidak tumpang tindih dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Semuanya tergabung dalam beberapa ide yang sekarang sedang digagas dan didorong yaitu, omnibus law," ujarnya.

Lebih lanjut, Sandi pun mengatakan, semua pihak harus memberi masukan yang konstruktif untuk membantu memberi solusi alternatif menghadapi tantangan ekonomi pada 2020.

Sebelumnya Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystallin, memperkirakan, potensi pertumbuhan Indonesia pada 2020 di angka 5,0%. Ada hambatan besar global yang menjadi beberapa faktor, namun ada opitimistis di sana.

"Kami memperkirakan konsumsi tetap tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 2019. Pertumbuhan konsumsi kuat didukung oleh 270 pemilihan daerah, yang mencakup lebih dari 50% dari total jumlah kabupaten pada 20 September (9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota) dan inflasi relatif jinak," papar dia dalam keterangan tertulisnya.

Inflasi diperkirakan meningkat tipis pada 2020 karena pemerintah akan menyesuaikan beberapa harga yang diatur, termasuk tarif listrik nonsubsidi, memangkas subsidi LPG dan diesel, dan menaikkan iuran BPJS nonsubsidi (asuransi kesehatan). Selain itu, kenaikan cukai rokok sebesar 23% akan berdampak cukup besar pada Indeks Harga Konsumen (IHK) karena porsi rokok dalam IHK (3,1%) setara dengan beras (3,8%).

Sementara pertumbuhan investasi kemungkinan meningkat pada 2020 karena kegelisahan akibat pemilu mulai berkurang dan prioritas pemerintah baru menjadi lebih jelas. Reformasi dalam beberapa bidang, termasuk omnibus law dan revisi daftar investasi negatif, akan berfungsi sebagai pendorong positif untuk investasi, walau kecil kemungkinan akan berdampak signifikan pada angka-angka untuk 2020. Omnibus law akan mencakup beberapa perubahan dalam undang-undang perpajakan, termasuk pajak penghasilan perusahaan, dividen dan pendapatan bunga yang lebih rendah.

 

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan