Sekjen ESDM: Potensi EBT 3.686 GW, modal transisi energi di Indonesia

Transisi energi menjadi perhatian dunia di tengah ancaman dampak pemanasan global yang melanda seluruh negara.

Ilustrasi. Sekjen Kementerian ESDM menyebut potensi EBT Indonesia 3.686 GW dan menjadi modal transisi energi. Foto Antara/Ahmad Subaidi

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, mengungkapkan, potensi energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia melimpah hingga 3.686 gigawatt (GW) jika dikonversi menjadi listrik. Potensi EBT mencakup sumber energi surya, bayu (angin), hidro (air), bioenergi, panas bumi, dan laut.

"[Potensi EBT] itu sudah kita identifikasi, kira-kira berapa potensinya kalau diubah menjadi listrik. Tercatat, sampai saat ini hampir 3.700 GW," kata Rida dalam keterangannya di Bandung, dikutip Minggu (5/2).

Diungkapkan Rida, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia pada 2022 mencapai 81,2 GW. Melihat potensi EBT yang nencapai 3.686 GW, Rida menilai, kapasitas pembangkit listrik di Indonesia masih dapat dikembangkan dan dimanfaatkan bahkan menjadi modal utama dalam transisi energi.

"Listrik Indonesia saat ini kurang lebih 81 GW. Bayangkan, kita memiliki sumber 3.700 GW. Ini masih banyak sekali. Artinya apa? Ini adalah modal kita yang lebih dari cukup untuk melakukan transisi energi dengan cara dimanfaatkannya," ujar Rida.

Rida menuturkan, transisi energi menjadi perhatian dunia di tengah ancaman dampak pemanasan global yang melanda seluruh negara. Hal ini dilatarbelakangi perubahan iklim yang memengaruhi kehidupan seluruh masyarakat dunia.