Serikat Pekerja Sriwijaya Air sesalkan pergantian direksi

Pergantian direksi pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sriwijaya Air dinilai melanggar perjanjian KSM secara sepihak

Asosiasi Serikat Pekerja Sriwijaya Air (Aspersi) mencemaskan pergantian manajemen Sriwijaya Air. Alinea.id/Annisa Saumi

Asosiasi Serikat Pekerja Sriwijaya Air (Aspersi) mencemaskan pergantian manajemen Sriwijaya Air. Pergantian manajemen tersebut diduga melanggar perjanjian kerja sama manajemen (KSM) dengan pihak Garuda Indonesia. 

Ketua Umum Aspersi Pritanto Ade Saputro dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kondisi kinerja perusahaan dalam keuangan dan oeprasional selama dikelola manajemen KSM telah menunjukkan hasil kinerja yang positif. 

"Sejak dikelola manajemen hasil KSM, seluruh karyawan merasakan terjadi peningkatan dari sisi kesejahteraan," kata Pritanto. 

Putranto pun menyesali sikap pemegang saham yang melakukan pergantian direksi pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sriwijaya Air yang melanggar perjanjian KSM secara sepihak. Sebab, perjanjian kerja sama tersebut dibuat untuk menyelamatkan Sriwijaya dari kebangkrutan akibat utang di Pertamina sebesar Rp942 miliar, di BNI sebesar Rp585 miliar, dan di Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia sebesar Rp810 miliar. 

"Kami siap melakukan tindakan industrial apabila kekisruhan di Sriwijaya Air tak dapat diselesaikan," ujar Pritanto.