Menkeu tekankan urgensi kesiapan keuangan negara hadapi perubahan iklim

Indonesia berkomitmen mengurangi 32% emisi gas rumah kaca dengan upaya sendiri.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyampaikan pidato dalam peluncuran Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform di Bali, Senin (14/11/2022). YouTube/Kemenkeu RI

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menegaskan, perubahan iklim adalah ancaman nyata yang akan dihadapi global saat ini dan bakal berdampak sosial dan ekonomi lebih signifikan daripada pandemi Covid-19 jika tidak ada tindakan tegas yang intensif.

Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, menurutnya, dihadapkan dengan 10 miliar ancaman bencana alam yang bisa terjadi karena perubahan iklim global. Dirinya pun mendorong percepatan transisi ekonomi hijau.

"Percepatan transisi ke ekonomi hijau yang tangguh sangat penting dalam upaya bersama dapat melindungi masyarakat secara global, terutama Indonesia, dari dampak bencana perubahan iklim," katanya dalam peluncuran Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform di Bali, Senin (14/11).

Belajar dari pengalaman pandemi Covid-19, terang Sri Mulyani, bencana global yang tak terduga tersebut menjadi pelajaran bagi negara di seluruh dunia dalam menangani perubahan iklim. Apalagi, tekanan ekonomi saat ini kian banyak dan sulit diprediksi.

Sejalan dengan percepatan transisi energi, sambungnya, Indonesia menargetkan net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.