Krisis Kampung Bayam, contoh buruk kelanjutan program di bawah rezim pj kepala daerah

Masalah terjadi kala proses serah terima unit belum berlangsung usai kepemimpinan Anies Baswedan dilanjutkan Pj. Gubernur Heru Budi Hartono.

Krisis Kampung Bayam, Jakarta Utara, menjadi contoh buruk kelanjutan program di bawah rezim pj. kepala daerah. Foto BeritaJakarta/Nugroho Sejati

"Pak, nasib kami gimana? Belum ada kepastian tempat tinggal," ucap Muhammad Furqon, warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, yang tiba-tiba memeluk calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, di lokasi acara "Desak Anies" di Jakarta, pada Kamis (18/1), sembari terisak-isak.

Anies lantas mencium dahi bapak paruh baya itu seraya berkata, "Ya, sudah, nanti kita beresin bersama. Bismillah, ya. Sabar dulu, ya. Beberapa bulan lagi."

Konten ini mengandung Bawang ????????

Begitu tulusnya warga kampung bayam kepada sosok Pak Anies, sehingga tak kuat menahan kerinduan dan isak tangis dipelukan pak Anies.

Masya Allah, Profile Pemimpin yg dicintai dan mencintai rakyatnya.#NakesDesakAnies pic.twitter.com/tn1meEXZoY — BP™ (@BangPino__) January 18, 2024

Bukan tanpa asap Furqon berkeluh demikian. Sebab, kala menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies sempat menjanjikan tempat tinggal layak kepada warga Kampung Bayam, yang terdampak megaproyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Setidaknya ada 642 kepala keluarga (KK) yang terdampak pembangunan JIS. Mereka juga sempat menerima ganti rugi (resettlement action plan/RAP) dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro.