Kasus antraks merebak di DIY, Pemprov Jateng perketat lalu lintas ternak

Pemprov juga telah menyiapkan 25 ribu vaksin guna memperkuat imunitas hewan ternak.

Ilustrasi sapi. Foto: unsplash.com

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memperketat lalu lintas ternak di sejumlah wilayah yang berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyusul terjadinya kasus antraks di Gunungkidul. Pemprov juga telah menyiapkan 25  ribu vaksin guna memperkuat imunitas hewan ternak.

Diketahui, sejumlah warga meninggal dan puluhan lainnya terinfeksi antraks diduga setelah memakan daging sapi yang telah mati. Saat ini, kasus kematian diperkirakan bisa bertambah mengingat masih banyak warga yang mengalami gejala antraks.

“Sejumlah langkah strategis ditempuh. Hal ini guna menghindari penularan antraks, karena penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, dilansir dari jatengprov.go.id, Kamis (6/7).

Agus menjelaskan, penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri bacillus anthracis. Jika menjangkiti hewan, dapat tertular ke manusia. Selain itu, spora yang ditimbulkan penyakit ini bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.

“Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi antraks (bangkai hewan) dikubur, kalau perlu dicor dan ditandai. Karena sporanya bisa bertahan 75 tahun. Sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular,” ujarnya.