Menguji klaim Cak Imin vs Luhut soal hilirisasi nikel, siapa yang benar?

Menko Marves, Luhut Pandjaitan, geram dengan pernyataan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal hilirisasi nikel ugal-ugalan.

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), salah satu pelaku hilirisasi pertambangan di Halmahera Tengah, Maluku Utara, yang dibangga-banggakan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. Dokumentasi Auriga Nusantara

Pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor 1, Muhaimin Iskandar, tentang hilirisasi pertambangan, khususnya nikel, dilakukan secara ugal-ugalan memantik kegeraman Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Ia bahkan mengajak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengecek langsung ke lapangan.

"Saya ingin sebenarnya itu mengundang Muhaimin ke Weda Bay [dan] ke Morowali untuk lihat sendiri, seeing is believing," kata Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (25/1).

Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara, dan Morowali, Sulawesi Tengah, adalah beberapa daerah yang menjadi sentra hilirisasi nikel di Tanah Air. Ada PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berdiri di atas sekitar 6.000 ha di Weda Bay, sedangkan di Morowali berdiri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Bukan membantah argumen Muhaimin dengan data ataupun fakta, Luhut justru terlihat ad hominem. Ini tampak dari pernyataannya yang menganggap ucapan hilirisasi secara ugal-ugalan dilontarkan guna memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Daripada Anda bohong pada publik, yang menurut saya, itu satu karakter yang enggak bagus untuk mencapai suatu posisi. Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," kritiknya.