Korea Selatan mendeklarasikan perang terhadap hoaks

Kritikus pemerintah menilai deklarasi perang terhadap hoaks merupakan upaya untuk menghalangi kebebasan berbicara.

Ilustrasi / Pixabay

Pada Selasa (2/10), Korea Selatan mengumumkan tindakan keras terhadap hoaks atau berita bohong. Seoul menyebutnya sebagai perusak demokrasi.

Namun, para kritikus konservatif menilai, itu tidak lain merupakan upaya pemerintah untuk menghalangi kebebasan berbicara. 

Berbicara dalam rapat kabinet, Perdana Menteri Lee Nak-yon mengatakan bahwa hoaks telah menyebar begitu luas di Korea Selatan sehingga tidak hanya membatasi privasi warga negara, namun kebijakan keamanan nasional dan luar negeri negara itu, termasuk hubungannya dengan Korea Utara.

Lee tidak memberikan contoh hoaks yang menyebar di Negeri Ginseng tersebut. Namun, sang PM dikabarkan sangat marah pekan lalu setelah mengunjungi Vietnam untuk menghadiri pemakaman Presiden Tran Dai Quang.

Ketika berada di Hanoi, dia mengunjungi rumah panggung Ho Chi Minh. Di buku tamu, dia menulis bahwa dirinya merasa rendah dibanding pemimpin Vietnam yang agung.