Gencatan senjata dengan Hamas, politik domestik Israel bergejolak

Gencatan senjata Hamas-Israel memicu mundurnya Avigdor Liberman dari kursi Menhan Israel.

Ilustrasi / Pixabay

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa pelaksanaan pemilu dini akan menimbulkan risiko bagi keamanan nasional. Pernyataannya tersebut muncul di tengah upaya untuk mempertahankan pemerintahan koalisinya.

Pekan lalu, koalisi sayap kanan Netanyahu menghadapi tantangan paling serius sejak berkuasa hampir empat tahun lalu setelah Menteri Pertahanan Avigdor Liberman mundur dan sejumlah pihak menyerukan dibentuknya pemerintah baru.

Liberman mundur karena menentang gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza. Gencatan senjata tersebut berhasil mengakhiri putaran kekerasan paling parah antara kedua pihak sejak perang pada 2014.

"Kita berada dalam salah satu situasi keamanan yang paling rumit. Dan pada saat seperti ini, Anda tidak dapat menjatuhkan pemerintahan. Tidak bisa mengadakan pemilu," ungkap PM Netanyahu pada Minggu (18/11) dalam sebuah pidatonya yang disiarkan di televisi.

Pengunduran diri Liberman, pemimpin partai sayap kanan Yisrael Beiteinu, membuat kursi yang dikuasai koalisi Netanyahu di Knesset menjadi 61 dari 120 yang ada.