Menteri Prancis: Dunia menghadapi krisis multilateralisme

Menurut Menteri Lemoyne, salah satu pemicu krisis adalah anggapan bahwa multilateralisme hanya menguntungkan kalangan elite.

Menteri Muda pada Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis Jean Baptiste-Lemoyne dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dalam diskusi publik 'Anticipating the G20 Summit, the Case for Advancing Effective and Inclusive Multilateralism' di Mayapada Tower, Jakarta, Kamis (29/11). Alinea.id/Valerie Dante

Menteri Muda pada Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis Jean-Baptiste Lemoyne mengungkapkan kegelisahannya atas krisis multilateralisme yang menurutnya tengah dihadapi dunia. 

Hal ini disampaikan Lemoyne dalam diskusi publik bertajuk 'Anticipating the G20 Summit, the Case for Advancing Effective and Inclusive Multilateralism' di Mayapada Tower, Jakarta, Kamis (29/11).

Baginya, salah satu penyebab krisis ini adalah opini publik yang beranggapan bahwa multilateralisme hanya menguntungkan kalangan elite sebagaimana dipercayai penganut ideologi politik populisme.

Perpecahan akibat renggangnya kepercayaan akan multilateralisme ini, lanjutnya, telah dirasakan oleh Uni Eropa dengan adanya Brexit atau perceraian Inggris dari Uni Eropa.

"Brexit adalah bukti ketika publik tidak lagi melihat manfaat multilateralisme. Mereka bisa membuat keputusan yang berpengaruh," jelas Menteri Lemoyne.