7 kematian di Inggris akibat trombosis usai divaksin AstraZeneca

Belum jelas apakah kasus trombosis tersebut hanya kebetulan atau efek samping asli dari vaksin AstraZeneca.

Ilustrasi vaksin Covid-19 / Pixabay

Tujuh orang dilaporkan meninggal dunia akibat trombosis atau pembekuan darah setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 milik AstraZeneca. Total ada 30 orang dari 18 juta orang yang divaksinasi pada 24 Maret mengalami kasus pembekuan darah tersebut.

Hingga kini, masih belum jelas apakah kasus tersebut hanya kebetulan atau efek samping asli dari vaksin. Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency Inggris (MHRA) mengatakan bahwa manfaat vaksin milik AstraZeneca melebihi risiko apapun.

Selain MHRA, sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat Eropa (EMA) telah menggemakan kesimpulan tersebut. Namun, kekhawatiran telah menyebabkan negara lain termasuk Jerman, Prancis, Belanda, dan Kanada membatasi penggunaan vaksin milik AstraZeneca hanya bagi lansia.

Data yang dirilis MHRA pekan lalu menunjukkan adanya 22 kasus trombosis sinus vena serebral (CVST) yang merupakan salah satu jenis pembekuan darah di otak. Hal itu disertai dengan rendahnya tingkat trombosit, yang membantu pembentukan gumpalan darah, di dalam tubuh.

MHRA pun menemukan masalah pembekuan lainnya di samping tingkat trombosit yang rendah pada delapan penerima vaksin. Kini, MHRA telah mengkonfirmasi bahwa tujuh orang telah meninggal dunia.