73 anak tewas sejak kudeta militer di Myanmar

Beberapa anak ditembak saat bermain di dekat atau di dalam rumah mereka.

Ilustrasi. Pixabay

Kementerian Hak Asasi Manusia Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) pada Rabu (26/5) menyatakan, setidaknya 73 anak dibunuh pasukan rezim di seluruh Myanmar sejak 15 Februari hingga 15 Mei 2021.

Beberapa anak ditembak saat bermain dekat atau di dalam rumahnya ketika tentara dan polisi menggerebek daerah permukiman sambil menembak secara acak. Yang lainnya tewas selama protes antikudeta.

Di antara korban tewas adalah Khin Myo Chit (6), yang ditembak mati saat duduk ketakutan di pangkuan ayahnya ketika pasukan rezim masuk ke rumahnya. Lalu Aye Myat Thu (11) yang ditembak di kepala saat bermain di depan rumahnya dan Sai Wai Yan (13) yang ditembak di belakang kepala saat mencoba melarikan diri dari pasukan junta militer.

Menurut laporan NUG, wilayah Mandalay mencatat jumlah kematian tertinggi dengan 26 kematian, sementara Yangon mencatat 13 anak tewas.

Kementerian mengatakan, anak-anak yang tewas dalam pertempuran yang masih berlangsung di Mindat, Kani, dan Demoso di Wilayah Sagaing belum dimasukkan dalam daftarnya. Sementara itu, anak-anak yang terbunuh oleh serangan artileri junta juga tidak didokumentasikan dalam daftar.