9 aktivis tewas setelah Duterte minta pembasmian kelompok komunis

Kelompok aktivis Karapatan menyebut pembunuhan tersebut sebagai insiden "Bloody Monday".

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Facebook/@rodyduterte

Sedikitnya sembilan aktivis tewas dalam tindakan keras terkoordinasi oleh pasukan keamanan terhadap kelompok kebebasan sipil yang dinilai sebagai "front komunis" di empat provinsi di Filipina, Minggu (7/3) pagi.

Letnan Kolonel Chitadel Gaoiran, seorang juru bicara kepolisian, membenarkan, enam orang tewas di Provinsi Rizal, dua di Provinsi Batangas, dan satu di Provinsi Cavite.

Dia mengatakan, enam orang ditangkap dan polisi masih mencari sembilan tersangka lainnya.

"Kami menemukan bahan peledak dan berbagai macam senjata api dari para tersangka, tapi saya tidak memiliki informasi tentang latar belakang mereka," katanya kepada GMA News Online.

Kelompok aktivis, Karapatan, melaporkan, seorang koordinator Bagong Alyansang Makabayan, sebuah partai politik dengan tiga perwakilan di kongres, termasuk di antara mereka yang tewas dalam penggerebekan polisi di sebuah kantor pribadi di Cavite.