Anggota parlemen Inggris berupaya rebut kendali Brexit

PM Johnson menekankan Brexit akan tetap berlangsung meski tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa, sementara parlemen menentangnya.

Ilustrasi / Pixabay

Pada Selasa (3/9), sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif dan oposisi mengalahkan pemerintah Inggris pada tahap pertama dari upaya mereka untuk menggagalkan Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).

Mereka berhasil meraih suara mayoritas dalam pemungutan suara parlemen. Artinya, mereka semakin dekat untuk mengendalikan agenda Brexit dengan mengajukan RUU yang akan menunda tenggat hengkangnya Inggris dari Uni Eropa.

Pada Rabu (4/9), mereka akan berusaha untuk meloloskan RUU lintas partai yang memaksa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk meminta penundaan Brexit hingga 31 Januari 2020. Penundaan itu hanya akan berlaku jika dia tidak berhasil mengamankan kesepakatan Brexit baru dengan Uni Eropa hingga 19 Oktober.

PM Johnson mengatakan RUU tersebut akan menyerahkan kendali perundingan Brexit ke tangan Uni Eropa dan membawa lebih banyak kebingungan dan penundaan.

Akibatnya, Johnson mengatakan bahwa dia tidak memiliki pilihan lain selain mengajukan mosi untuk mengadakan pemilu lebih awal pada Oktober.