Australia bergabung dengan misi pimpinan AS di Teluk

PM Morrison menuturkan bahwa gangguan baru-baru ini di Teluk merupakan ancaman bagi kepentingan nasional Australia.

Ilustrasi / Pixabay

Australia akan mengirim kapal perang, pesawat pengintai dan personel Angkatan Bersenjata ke Teluk untuk bergabung dengan misi yang dipimpin Amerika Serikat. Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan langkah tersebut pada Rabu (21/8) pagi, dan mengatakan bahwa itu bertujuan untuk menjaga Selat Hormuz terbuka bagi pengiriman minyak dunia.

Pesawat pengintai P-8A akan dikirim ke Timur Tengah selama satu bulan sebelum akhir 2019, sementara fregat akan dikerahkan pada Januari 2020 selama enam bulan.

PM Morrison menuturkan bahwa gangguan baru-baru ini di Teluk merupakan ancaman bagi kepentingan nasional Australia.

"Lima belas hingga 16% minyak mentah dan 25 hingga 30% minyak sulingan yang ditujukan untuk transit di Australia melalui Selat Hormuz," kata PM Morrison yang didampingi Menteri Pertahanan Linda Reynolds dan Panglima Angkatan Bersenjata Angus Campbell. "Jadi, itu ancaman potensial bagi perekonomian kami."

Selain Australia, Inggris dan Bahrain juga terlibat dalam misi ini.