sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Australia bergabung dengan misi pimpinan AS di Teluk

PM Morrison menuturkan bahwa gangguan baru-baru ini di Teluk merupakan ancaman bagi kepentingan nasional Australia.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 21 Agst 2019 16:27 WIB
Australia bergabung dengan misi pimpinan AS di Teluk

Australia akan mengirim kapal perang, pesawat pengintai dan personel Angkatan Bersenjata ke Teluk untuk bergabung dengan misi yang dipimpin Amerika Serikat. Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan langkah tersebut pada Rabu (21/8) pagi, dan mengatakan bahwa itu bertujuan untuk menjaga Selat Hormuz terbuka bagi pengiriman minyak dunia.

Pesawat pengintai P-8A akan dikirim ke Timur Tengah selama satu bulan sebelum akhir 2019, sementara fregat akan dikerahkan pada Januari 2020 selama enam bulan.

PM Morrison menuturkan bahwa gangguan baru-baru ini di Teluk merupakan ancaman bagi kepentingan nasional Australia.

"Lima belas hingga 16% minyak mentah dan 25 hingga 30% minyak sulingan yang ditujukan untuk transit di Australia melalui Selat Hormuz," kata PM Morrison yang didampingi Menteri Pertahanan Linda Reynolds dan Panglima Angkatan Bersenjata Angus Campbell. "Jadi, itu ancaman potensial bagi perekonomian kami."

Selain Australia, Inggris dan Bahrain juga terlibat dalam misi ini.

Ketegangan di Teluk meningkat setelah Inggris menyita tanker minyak Iran di Gibraltar, mendorong Iran mengambil langkah serupa dengan menyita tanker Inggris di Teluk.

AS dan Iran menjadi semakin agresif sejak Donald Trump menarik negaranya keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Tidak berhenti sampai di situ saja, Trump juga memberlakukan serangkaian sanksi yang tujuan utamanya mencekik pendapatan Teheran dari sektor minyak.

Iran membalas langkah AS dengan secara bertahap mengurangi kepatuhannya atas kesepakatan nuklir 2015, salah satunya melanjutkan pengayaan uranium.

Sponsored

Pada Mei dan Juni terjadi sejumlah serangan terhadap tanker minyak di Teluk. AS menuding Iran mendalanginya. Dan peristiwa inilah yang dijadikan alasan oleh Washington untuk membentuk koalisi militer demi mengamankan perairan Teluk.

Sejumlah sekutu AS di Eropa enggan bergabung dengan misi tersebut karena takut memicu konflik terbuka.

Ditekankan oleh PM Morrison dan Reynolds bahwa peran Australia akan terbatas hanya melindungi jalur pelayaran.

"Kepentingan utama Australia dalam misi ini adalah deeskalasi. Ini semua tentang deeskalasi ketegangan yang meningkat di Teluk," kata Reynolds.

Morrison membantah bahwa Australia berisiko terikat pada misi militer pimpinan AS di Timur Tengah.

Mengabarkan keterlibatan pihaknya, Morrison telah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Menlu AS Mike Pompeo pada Rabu pagi. (ABC News dan Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid