Bangladesh menindak kejahatan di kamp Rohingya, puluhan pengungsi ditangkap

Pembunuhan pemimpin Rohingya Muhib Ullah tidak akan berdampak pada pemulangan orang Rohingya ke tanah air mereka Myanmar.

Menteri Luar Negeri Bangladesh Masud Bin Momen (tengah) mendengarkan kerabat pemimpin Rohingya yang terbunuh Muhib Ullah saat mengunjungi TKP di kamp pengungsi Kutupalong di Ukhia, Cox's Bazar, 9 Oktober 2021.Courtesy Armed Police Battalion, Cox's Bazar

Polisi Bangladesh menangkap hampir 40 pengungsi, termasuk banyak yang diduga terlibat dengan senjata dan obat-obatan terlarang. Penangkapan ini dilakukan  sejak mereka melancarkan tindakan keras terhadap kriminalitas di kamp-kamp Rohingya setelah pemimpin komunitas Muhib Ullah dibunuh bulan lalu.

Di antara lusinan pengungsi Rohingya yang ditahan sebagai bagian dari tindakan keras itu, lima orang diduga terkait langsung dengan serangan pembunuhan Ullah, seorang aktivis Rohingya terkemuka, di kantornya di kamp pengungsi Kutupalong di distrik Cox's Bazar 29 September lalu.

Dalam pernyataan di hadapan hakim pada hari Sabtu, salah satu tersangka mengaku terlibat dalam pembunuhan itu, kata polisi kepada BenarNews, layanan berita online yang berafiliasi dengan RFA.

“Polisi sejauh ini menangkap 38 orang Rohingya dari kamp-kamp pengungsi yang berbeda sejak pembunuhan Muhib Ullah,” kata Rafiqul Islam, seorang inspektur polisi tambahan di Cox's Bazar, kepada BenarNews, Selasa. "Penegak hukum melanjutkan upaya untuk mengurangi pelanggaran atau kegiatan ilegal di kamp-kamp pengungsi."

Dari mereka yang ditahan, lima ditangkap atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan Ullah, katanya, seraya menambahkan bahwa senjata dan Yaba (sabu-sabu) ditemukan dari 33 orang lainnya yang ditahan karena dicurigai terlibat dalam berbagai kegiatan kriminal.