Bertemu Kali, penangkap ular dari India

Faktanya, gigitan ular masih menjadi kekhawatiran bagi India modern.

Kali.Foto: Dok

Bagaikan seorang prajurit yang dengan bangga memakai bekas luka pertempurannya, Kali ,43, memamerkan koleksi bekas gigitan ular dan memarnya. Setiap bekas luka memiliki cerita tersendiri - mulai dari ular berbisa Russell yang menggigit jarinya hingga rusak secara permanen, hingga ular kobra yang menyerang balik setelah dijatuhkan ke dalam tas, menyebabkan Kali dalam keadaan koma.

Profesinya - menangkap ular - adalah salah satu yang paling berbahaya di dunia. Secara turun-temurun, suku leluhur Kali, Irula, terkenal dengan keterampilan berburu ularnya. Mereka mencari nafkah dari menjual kulit ular. Namun setelah Undang-Undang (Perlindungan) Kehidupan Liar India disahkan pada tahun 1972, tampaknya orang-orang seperti ayah Kali, Chokalingam, telah kehilangan satu-satunya mata pencaharian mereka.

Untungnya, para pegiat konservasi menemukan cara untuk menggunakan pengetahuan tradisional suku Irula tentang ular untuk tujuan lain, yaitu memproduksi antivenom. Suku Irula sekarang menggunakan keterampilan pelacakan mereka yang sangat baik untuk menangkap ular dan mengekstrak racunnya tanpa membahayakan reptil tersebut.

“Ular-ular tersebut kemudian dilepaskan kembali ke alam liar oleh Departemen Kehutanan India,” kata Kali.

Ayah Kali berperan penting dalam mendirikan Masyarakat Koperasi Industri Penangkap Ular Irula di Tamil Nadu. Kali muda melihat ayahnya sebagai pahlawan yang berani menghadapi kematian setiap hari untuk menyelamatkan nyawa orang asing yang tak terhitung jumlahnya.

Faktanya, gigitan ular masih menjadi kekhawatiran bagi India modern. Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa 58.000 orang India meninggal karena gigitan ular setiap tahun.