Bukan kerja paksa, PPI Taiwan ungkap keluhan mahasiswa Indonesia

Salah satu yang dikeluhkan mahasiswa Indonesia di Taiwan adalah tambahan kerja paruh waktu di luar kewajiban magang mereka.

Ilustrasi / Pexels

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Sutarsis menyampaikan sejumlah keluhan dari mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam program kuliah-magang pada enam universitas di Taiwan. Salah satu keluhannya terkait tambahan kerja paruh waktu di luar kewajiban magang mereka.

"Dari keterangan mahasiswa di beberapa universitas dengan program kuliah-magang, memang ada kondisi di mana mereka diwajibkan kerja paruh waktu di luar magang untuk satuan kredit semester (SKS) kuliah mereka," jelas Sutarsis saat dihubungi oleh Alinea.id pada Senin (7/1).

Menurut Sutarsis, universitas yang mewajibkan mahasiswa untuk mengambil kerja paruh waktu telah menyalahi aturan dari Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE). Seharusnya kerja paruh waktu bersifat opsional dan tidak wajib diambil oleh mahasiswa.

"Fokus kami sebenarnya para mahasiswa bisa membiayai kuliah dan hidup mereka sembari memenuhi SKS, tetapi jangan sampai kerja atau magang malah mengalahkan tujuan studi mereka," tuturnya.

Sutarsis menyebut, kerja magang mahasiswa pun ternyata tidak selalu sesuai dengan bidang studi. Jenis pekerjaan mereka bisa berbeda jauh dengan bidang studi yang ditekuni.