Covid-19 "menggila", Israel kembali lockdown

Dilaporkan terdapat 200.000 lebih kasus terkonfirmasi Covid-19 di Israel sejak awal pandemi.

Warga menyeberan jalan di Kota Bnei Brak, Israel. AFP/Jack Guez

Israel kembali memutuskan karantina wilayah (lockdown) pada Kamis (24/9) karena kasus coronavirus baru (Covid-19) terus meningkat. Semua bisnis yang tidak penting, termasuk pasar terbuka, ditutup saat kebijakan diterapkan.

Ibadah dan demonstrasi politik juga akan dibatasi pada ruang terbuka dan tidak lebih dari 20 orang. Peserta juga dilarang melakukan perjalanan lebih dari 1 kilometer (km) dari rumah.

Lockdown rencananya mulai berlaku Jumat (25/9) sore waktu setempat karena negara itu tutup untuk Sabat mingguan sebelum Yom Kippur, hari raya Yahudi, pada hari Minggu dan Senin mendatang. Israel setiap tahun tutup selama 24 jam untuk menghormati hari suci tersebut.

Pembatasan bakal berlangsung selama dua minggu, tetapi sinagoge diizinkan dibuka dengan syarat tertentu untuk ibadah Yom Kippur. Sedangkan masyarakat yang hendak melakukan aksi diharuskan mendapat persetujuan parlemen Israel (Knesset).

Namun, pembatasan doa dan protes memicu reaksi balik. Demonstrasi anti-lockdown berencana mengadakan aksi di depan Knesset, beberapa waktu mendatang.