Dinilai curangi pilpres, rakyat protes Presiden Bolivia

Dengan 97% suara yang sudah dihitung, Morales mengungguli rivalnya, Carlos Mesa.

Polisi menangkap seorang pengunjuk rasa saat bentrok setelah penutupan reli kampanye di Santa Cruz, Bolivia, Selasa (15/10). ANTARA FOTO/REUTERS/David Mercado

Rakyat Bolivia geram atas apa yang mereka nilai sebagai upaya petahana, Presiden Evo Morales, untuk mencurangi pemilu pada Minggu (20/10). Pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di sebuah hotel di La Paz, tempat Mahkamah Pemilu (TSE) memproses surat suara yang tersisa pada Selasa (22/10).

Dengan 97% suara yang sudah dihitung, Morales mengungguli rivalnya, Carlos Mesa. Namun, Mesa dan para pendukungnya bersumpah tidak akan mengakui hasil perhitungan suara, menilai bahwa legitimasi pemilu telah dirusak.

Kecurigaan manipulasi suara dipicu pada Minggu setelah TSE tiba-tiba menghentikan penghitungan cepat setelah angka menunjukkan bahwa Morales dan Mesa kemungkinan akan menuju putaran kedua pemungutan suara, ketika 84% suara terhitung.

Ketika penghitungan cepat dilanjutkan pada Senin (21/10), Morales telah unggul 10 poin. Hal itu memicu kecaman dari pengamat pemilu internasional dan berujung pada malam penuh kerusuhan di Bolivia di mana beberapa kantor pemilu diserang dan dibakar.

Pemerintahan Morales membantah campur tangan dan menyerukan agar tetap tenang. Namun, di La Paz dan sejumlah kota lain, unjuk rasa berlanjut hingga Selasa malam.