sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dinilai curangi pilpres, rakyat protes Presiden Bolivia

Dengan 97% suara yang sudah dihitung, Morales mengungguli rivalnya, Carlos Mesa.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 23 Okt 2019 15:03 WIB
Dinilai curangi pilpres, rakyat protes Presiden Bolivia

Rakyat Bolivia geram atas apa yang mereka nilai sebagai upaya petahana, Presiden Evo Morales, untuk mencurangi pemilu pada Minggu (20/10). Pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di sebuah hotel di La Paz, tempat Mahkamah Pemilu (TSE) memproses surat suara yang tersisa pada Selasa (22/10).

Dengan 97% suara yang sudah dihitung, Morales mengungguli rivalnya, Carlos Mesa. Namun, Mesa dan para pendukungnya bersumpah tidak akan mengakui hasil perhitungan suara, menilai bahwa legitimasi pemilu telah dirusak.

Kecurigaan manipulasi suara dipicu pada Minggu setelah TSE tiba-tiba menghentikan penghitungan cepat setelah angka menunjukkan bahwa Morales dan Mesa kemungkinan akan menuju putaran kedua pemungutan suara, ketika 84% suara terhitung.

Ketika penghitungan cepat dilanjutkan pada Senin (21/10), Morales telah unggul 10 poin. Hal itu memicu kecaman dari pengamat pemilu internasional dan berujung pada malam penuh kerusuhan di Bolivia di mana beberapa kantor pemilu diserang dan dibakar.

Pemerintahan Morales membantah campur tangan dan menyerukan agar tetap tenang. Namun, di La Paz dan sejumlah kota lain, unjuk rasa berlanjut hingga Selasa malam.

"Mereka merampas suara saya. Tentu saja pemungutan suara telah dimanipulasi oleh presiden," tutur Steve Quintela.

Demonstran antipemerintah memenuhi jalan-jalan di ibu kota, menyalakan petasan untuk memanggil lebih banyak orang turun ke jalan. Aksi protes itu adalah salah satu yang terbesar di Bolivia dalam beberapa dekade terakhir. Seorang saksi mata menyatakan jumlah pemrotes menyentuh 100.000 orang.

Setelah kembali dari Santa Cruz, Mesa muncul di hadapan para demonstran. Dia berdiri di depan hotel tempat TSE memproses suara yang tersisa.

Sponsored

"Saat ini, beberapa meter di depan kita, sebuah penipuan besar sedang dilakukan untuk membuat kita berpikir tidak akan ada putaran kedua pemungutan suara," tutur dia. "Mereka berbohong kepada negara dan mengabaikan suara Anda."

Selama lebih dari satu jam, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Beberapa demonstran merespons dengan melemparkan batu.

Rusuh dikhawatirkan berkepanjangan

Sebelumnya, di La Paz pada Selasa, jalan-jalan di dekat pasar padat ketika penduduk berbondong-bondong membeli makanan. Sementara itu, antrean mengular di pom bensin di tengah kekhawatiran akan adanya kerusuhan yang berkepanjangan.

Kerusuhan, menandai guncangan besar bagi Bolivia, yang telah memiliki stabilitas politik di bawah Morales.

Menteri Luar Negeri Bolivia Diego Pary menekankan bahwa hitung cepat hanya penghitungan sementara yang tidak mengikat. Dia mengundang pengamat pemilu, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), untuk ikut mengaudit penghitungan suara resmi yang sedang berlangsung.

Pada Senin, OAS mengatakan perubahan dalam hasil penghitungan cepat setelah sempat dihentikan TSE telah secara drastis mengubah nasib pemilu dan melukai kepercayaan rakyat terhadap proses tersebut.

"Apa pun hasilnya, kita sebagai pemerintah akan menerimanya," kata Pary dalam konferensi pers.

Seorang juru bicara kampanye Mesa, Cecilia Requena, menyebut rencana audit OAS sebagai kabar baik tetapi menambahkan bahwa protes harus terus menekan pemerintah untuk menyetujui digelarnya putaran kedua pemungutan suara.

Menangis di hadapan para wartawan, Presiden TSE Maria Eugenia Choque membantah ada upaya penipuan pemilu.

Tetapi dalam sebuah pukulan besar terhadap TSE, wakil presidennya, Antonio Costas, mengundurkan sebagai bentuk protes. Dia mengatakan, jeda dalam melaporkan penghitungan cepat telah mendiskreditkan seluruh proses pemilu dan menyebabkan gejolak sosial yang tidak perlu.

Untuk memenangi pilpres membutuhkan lebih dari 50% suara. Penghitungan resmi pada Selasa malam memaparkan bahwa Morales meraih 46% suara dan Mesa memiliki 37%.

Morales, yang belum tampil di publik sejak Minggu, dijadwalkan menggelar konferensi pers pada Rabu (23/10) pagi.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid