Dubes Rusia kritik proposal perdamaian Timur Tengah Trump

Rusia menilai proposal perdamaian Timur Tengah seharusnya dapat diterima kedua belah pihak, baik Palestina maupun Israel.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, pada Rabu (12/2). Alinea.id/Valerie Dante

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengkritik proposal perdamaian Timur Tengah yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir Januari. Menurut dia, rencana itu seharusnya dapat diterima baik Israel maupun Palestina.

"Rusia menilai, rakyat Palestina dan Israel berhak memiliki keputusan akhir untuk menerima atau menolak proposal perdamaian karena hal itu berkaitan dengan masa depan mereka," tutur Dubes Vorobieva dalam konferensi pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, pada Rabu (12/2).

Menurut dia, untuk menyelesaikan konflik, kedua pihak perlu sama-sama puas dengan kesepakatan apa pun yang diusulkan.

"AS menginginkan caranya seperti itu, tapi jika Palestina tidak bisa menerimanya, maka rancangan tersebut pasti tidak akan berhasil," kata dia. "Rusia pun melihat kelemahan dalam rencana Trump."

Dubes Vorobieva melanjutkan, bahkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menggambarkan proposal yang diusulkan Trump sebagai rancangan yang berupaya menghilangkan hak Palestina untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri.