Efek perang yang mematikan membunuh 300 bayi setiap hari

Afghanistan, Yaman, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, dan Suriah merupakan zona konflik terburuk bagi anak-anak pada 2017.

Ilustrasi / Pixabay

Kelaparan, penyakit, dan kurangnya bantuan membunuh 300 bayi per hari di zona perang di seluruh dunia. Sementara itu, jumlah anak yang terperangkap dalam konflik mendekati level tertinggi dalam 30 tahun. Demikian diungkapkan Save the Children pada Jumat (15/2).

"Afghanistan, Yaman, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, dan Suriah adalah zona konflik terburuk bagi anak-anak pada 2017," ungkap Save the Children yang menyimpulkan dari analisis data PBB selama lima tahun hingga akhir 2017.

Secara keseluruhan, lebih dari 500.000 bayi meninggal selama periode itu akibat dampak konflik, yakni kelaparan, serangan ke rumah sakit, dan kurangnya bantuan. Itu menurut data yang mengecualikan mereka yang terbunuh dalam serangan.

"Dari Yaman ke Suriah dan Sudan Selatan, anak-anak menanggung kengerian konflik bersenjata," papar Kevin Watkins, direktur Save the Children.

PBB menerangkan bahwa perang Yaman selama hampir empat tahun telah menewaskan puluhan ribu orang, menyebabkan ekonomi ambruk, dan membawa jutaan orang ke ambang kelaparan.