close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi rudal./Foto TheDigitalArtist/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi rudal./Foto TheDigitalArtist/Pixabay.com
Peristiwa
Kamis, 19 Juni 2025 15:00

Rudal Sejjil, yang konon bisa buka “gerbang neraka” buat Israel

Uji coba rudal ini pertama kali dilakukan pada 2008.
swipe

The Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada Rabu (18/6) memeperingatkan warga Israel bahwa “gerbang neraka” akan terbuka bagi mereka. Sebab, dikutip dari Palestine Chronicle, rudak milik pasukan Garda Revolusi bakal membuat mereka tetap berada di tempat perlindungan bawah tanah.

“Pastikan suara sirene tidak berhenti sedetik pun. Anda bisa memilih kematian perlahan dalam kehidupan mengerikan di dalam tempat perlindungan, atau menyelamatkan diri dari serangan rudal 24 jam terus-menerus dan melarikan diri secepat mungkin, sehingga nyawa Anda selamat,” sebut peringatan dari Garda Revolusi.

Ancaman itu terkait penggunaan rudal jarak jauh Sejjil dalam serangan yang menargetkan infrastruktur militer Israel. Ini mendandai pertama kalinya Garda Revolusi Islam Iran menggunakan rudal Sejjil, yang punya jangkauan 2.000 kilometer, dalam Operasi True Promise 3 yang masuk gelombang ke-12.

Dikutip dari Economic Times, Sejjil adalah rudal balistik berbahan bakar padat dua tahap yang dikembangkan Iran. Rudal ini berukuran panjang 18 meter, diameter 1,25 meter, berat peluncuran 23.600 kilogram, dan bisa membawa muatan sekitar 700 kilogram. Sejjil dapat menjangkau semua wilayah Israel dan Eropa bagian tenggara.

Tak seperti rudal berbahan bakar cair yang lebih lama, propulsi berbahan bakar padat Sejjil artinya waktu peluncuran lebih cepat, mobilitas lebih mudah, dan daya tahan lebih baik. Rudal tersebut sangat mudah bermanuver dan dirancang untuk menghindari sistem deteksi musuh, sehingga meningkatkan peluangnya untuk menembus perisai pertahanan udara canggih seperti sistem Iron Dome dan Arrow milik Israel.

Economic Times menyebut, peluncuran Sejjil dapat menjadi titik balik dalam konflik Israel-Iran. Jangkauan rudal yang jauh, memungkinkan Iran menyerang Israel tanpa meluncurkannya dari proksi. Mesin berbahan bakar padat pun membuat lebih sedikit waktu persiapan sebelum peluncuran, sehingga sistem pertahanan Israel hanya punya waktu lebih sedikit pula untuk merespons.

Dilansir dari Missilethreat, pengembangan rudal Sejjil dimulai pada akhir 1990-an, berasal dari pengembangan rudal Iran sebelumnya, terutama SRBM Zelzal. Penggunaan propelan padat disebabkan kemajuan teknologi bahan bakar yang dibuat bersamaan dengan program Zelzal selama 1990-an—yang pengembangannya diyakini dibantu China.

Uji coba peluncuran pertama dilakukan pada 2008. Saat itu, rudal dilaporkan terbang sejauh 800 kilometer. Peluncuran kedua dilakukan pada Mei 2009 untuk menguji sistem navigasi dan pemanduan yang lebih baik. Empat uji terbang lainnya dilakukan sejak 2009, dengan uji coba keenam terbang sejauh 1.900 kilometer ke Samudera Hindia.

Saat uji coba pada 2009, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa bereaksi. Dikutip dari France 24, Perdana Menteri Inggris kala itu, Gordon Brown mengatakan, uji coba rudal Sejjil memperkuat alasan untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras atas program nuklir Iran.

“Tindakan tersebut akan meningkatkan keseriusan dan tekad masyarakat internasional untuk meminta pertanggung jawaban Iran atas pelanggaran terus-menerus terkait program nuklirnya,” ujar juru bicara Gedung Putih, Amerika Serikat, Mike Hammer, dilansir dari France 24.

Missilethreat menyebut, rudal Sejjil merupakan rancangan unik Iran. Meski beberapa spekulasi mengaitkan rudal ini dengan DF-11 dan DF-15 China, namun ukuran dan spesifikasinya berbeda. Tak seperti sistem persenjataan Iran sebelumnya, rudal ini tampaknya bukan peniruan dari rudal Korea Utara.

“Mungkin ada beberapa versi sistem Sejjil. Pada 2009, Iran menyebut, peluncuran uji coba tersebut sebagai Sejjil 2,” tulis Missilethreat.

“Sebuah laporan yang belum dikonfirmasi menyatakan, Sejjil 3 mungkin sedang dalam tahap pengembangan. Sejjil 3 kabarnya akan memiliki tiga tahap, jangkauan maksimal 4.000 kilometer, dan berat peluncuran 38.000 kilogram.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan