Negara yang mungkin aman jika Perang Dunia III pecah
Perang Iran dan Israel sudah berlangsung sejak 13 Juni 2025, setelah Israel melancarkan serangan udara dan operasi intelijen ke Iran. Dalam hitungan jam, Iran membalas serangan itu dengan puluhan misil balistik dan rudal ke kota-kota Israel.
Perang itu memicu dampak geopolitis yang luas. Uni Eropa, termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris serentak mengutuk serangan Iran dan menyatakan dukungan terhadap Israel. Amerika Serikat lalu bergabung dengan Israel dalam penyerangan udara pada 21 Juni 2025.
Di sisi lain, genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza belum berhenti sejak dua tahun lalu. Selain itu, Rusia dan Ukraina masih terlibat perang sejak Februari 2022.
Melonjaknya konflik global akhir-akhir ini menimbulkan spekulasi Perang Dunia III bisa pecah. Seandainya Perang Dunia III terjadi, negara mana yang benar-benar aman?
Negara di Eropa
Ada beberapa negara di Eropa yang kemungkinan bakal aman dari Perang Dunia III. Dikutip dari Daily Mail, Swiss adalah negara yang dikenal dengan netralitas politiknya. Tahun 1815, ditandai sebagai pengakuan resmi kenetralan Swiss oleh negara-negara Eropa, setelah berakhirnya Perang Napoleon. Artinya, Swiss resmi memutuskan tak terlibat dalam konflik militer. Negara ini pun terlindungi oleh daerah penunungannya, geografi yang terkurung daratan, dan banyak tempat perlindungan nuklir.
Kemudian, Islandia yang dikenal sebagai salah satu negara paling damai di dunia. Negara ini konsisten ada di puncak Indeks Perdamaian Global. Selain letaknya yang sangat terpencil, Islandia punya cadangan sumber daya yang melimpah. Dilansir dari The Economic Times, Islandia punya energi panas bumi dan hidroelektrik, yang membuatnya memiliki kemandirian energi. Posisinya di Atlantik Utara tak membuat Islandia penting secara stratagis dalam konflik global. Tambahannya, Islandia adalah anggota NATO yang tak punya tentara tetap, mengurangi perannya dalam konflik.
Terakhir Greenland, yang merupakan wilayah Denmark. Kondisi geografisnya terpencil, bergunung-gunung, dan netral secara politik. Kawasan dengan jumlah populasi 56.000 orang ini, kecil kemungkinan menjadi sasaran negara adikuasa global mana pun.
Negara di Amerika Selatan
Chili, menurut The Economic Times, terlindungi dari penghalang alami, seperti Pegunungan Andes dan Samudera Pasifik. Garis pantainya terpanjang di dunia, total 4.000 mil, layaknya membentang antara Moskow (Rusia) dan Madrid (Spanyol).
Negara lainnya di Amerika Selatan, yang diperkirakan aman kalau Perang Dunia III meletus adalah Argentina. Meski pernah terlibat konflik dengan Inggris atas kedaulatan Kepulauan Falkland pada 1982, Argentina dianggap sebagai tempat paling mungkin untuk bertahan hidup dari kelaparan jika perang nuklir terjadi. Sebab, Argentina merupakan tempat terbaik karena melimpahnya tanaman tahan penyakit, seperti gandum. Selain itu, menurut pengusaha terkemuka Argentina Martin Varsavsky dalam akun X-nya, Argentina secara geografis jauh dari zona konflik potensial. Negara ini jauh dari negara-negara besar dan aliansi militer mereka. “Keterpencilan” ini memberi lapisan perlindungan tambahan dari potensi dampak konflik global.
Negara di Oseania
Fiji, dikutip dari Daily Mail, merupakan negara kepulauan yang terletak di barat daya Samudera Pasifik, berjarak sekitar 2.700 mil dari Australia. Negara ini punya peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global, dan hanya punya pasukan 6.000 orang. Dengan sebagian besar daratannya berupa hutan lebat, serta persediaan mineral dan ikan melimpah, Fiji kemunginan menjadi tempat yang aman jika Perang Dunia III meletus. Keterasingan geografisnya menjadikan Fiji jauh dari ketegangan geopolitik yang besar. Kepadatan penduduk yang rendah pun membuat Fiji tak mungkin menjadi sasaran konflik.
Negara di Oseania lain yang kemungkinan aman dari Perang Dunia III adalah Selandia Baru. Negara ini berada di peringkat ketiga dalam Indeks Perdamaian Global. Selandia Baru punya sikap non-partisan terhadap konflik. Jika diserang, daerah pegunungna negara itu menawarkan perlindungan yang sempurna bagi warganya.
Negara terakhir di Oseania yang membuatnya aman dari Perang Dunia III adalah Tuvalu. Menurut The Economic Times, alasannya Tuvalu terisolasi secara geografis, jumlah penduduknya sedikit, dan sumber daya alamnya terbatas, yang membuatnya tidak menjadi target. Sikap politiknya pun netral dan punya kemandirian dalam pangan.
Negara di Afrika
Di tengah banyak negara di Afrika yang pernah dan sedang terlibat konflik atau perang saudara, seperti Sudan Selatan, Kongo, dan Somalia—Afrika Selatan termasuk yang aman. Afrika Selatan pun punya sumber pangan yang melimpah, tanah yang subur, dan akses terhadap air. Selain itu, infrastruktur modern Afrika Selatan juga memainkan peran penting bertahan hidup jika Perang Dunia III meletus.
Negara di Asia
Bhutan, negara di Asia Selatan ini menyatakan diri netral dalam konflik apa pun, usai bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1971. Daily Mail menyebut, negara ini terkurung daratan, dengan banyaknya wilayah pegunungan—yang membuatnya terlindungi dari ancaman Perang Dunia III. Selain itu, menurut The Economic Times, Bhutan sangat terbatas dalam berinteraksi dengan kekuatan global, membuatnya terhindar dari sasaran konflik.
Negara Asia lainnya yang kemungkinan aman jika Perang Dunia III pecah adalah Indonesia. Negara ini punya sikap yang netral terhadap isu politik di dunia. Saat masa pemerintahan Sukarno, Indonesia juga menyatakan “bebas aktif” dalam kebijakan luar negeri. Politik bebas aktif adalah kebijakan luar negeri yang berarti negara bebas menentukan sikap dan kebijakan terhadap permasalahan internasional, tanpa terikat pada satu kekuatan atau negara tertentu. Di samping itu, negara pun aktif berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah global, demi mencapai perdamaian.


