Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 turun 41,2%, Singapura resesi

Penurunan PDB di Singapura diakibatkan banyaknya pembatasan yang diterapkan untuk memperlambat penyebaran Covid-19

ilustrasi. Patung terkenal di Singapura. Pixabay.com

Ekonomi Singapura menyusut sebesar 41,2% secara triwulan dengan triwulan sebelumnya atau 12,6% secara tahunan. Situasi ini akibat berbagai kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi yang dilakukan pemerintah demi memutus penyebaran Covid-19.

Dilansir dari The Straits Times, penurunan produk domestik bruto (PDB) yang terjadi pada semester-II 2020, lebih buruk daripada yang telah diantisipasi para ekonom dalam survei Bloomberg yang hanya sebesar 10,5%. Juga jauh lebih buruk daripada capaian triwulan pertama ketika PDB berubah negatif untuk pertama kalinya dalam satu dekade, yaitu berkontraksi sebesar 0,3%.

Penurunan PDB disebabkan oleh kebijakan 'circuit breaker' yang dilakukan pemerintah, dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Circuit breaker diterapkan dari 7 April hingga 1 Juni. Imbasnya, permintaan eksternal melemah di tengah penurunan ekonomi global.

Selain itu, penyusutan ekonomi Singapura mencapai hingga 41,2% dalam periode tiga bulan hingga Juni. Ini berarti Singapura memasuki resesi teknikal untuk pertama kalinya sejak 2009. Resesi teknikal merupakan pertumbuhan PDB negatif dalam dua triwulan berturut-turut.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan, angka-angka tersebut menunjukkan tingkat tantangan yang dihadapi Singapura di tengah pandemi dan upaya yang diperlukan untuk memulihkan ekonomi.