Giliran Iran labeli militer AS sebagai teroris

Pelabelan ini terjadi sehari setelah AS meningkatkan tekanannya terhadap Iran dengan menghilangkan pendapatan dari ekspor minyak.

Ilustrasi / Pixabay

Legislator Iran pada Selasa (23/4) sepakat meloloskan RUU yang melabeli militer Amerika Serikat sebagai teroris. Peristiwa itu terjadi satu hari setelah Washington meningkatkan tekanan pada Teheran dengan mengumumkan bahwa tidak ada lagi negara yang akan dibebaskan dari sanksi AS jika terus membeli minyak Iran.

RUU tersebut selangkah lebih maju dari satu pekan lalu, di mana legislator hanya menyetujui pelabelan sebagai teroris bagi tentara AS di Timur Tengah. Kebijakan ini muncul sebagai respons atas cap serupa yang diberikan AS terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) pada awal bulan ini.

IRGC memiliki kekuatan dan pengaruh di Irak, Suriah, Libanon dan Yaman, serta bertanggung jawab atas rudal balistik dan program nuklir Iran. Mereka berada langsung di bawah Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei. Pasukan itu diperkirakan memiliki 125.000 personel, yang terdiri dari satuan tentara, angkatan laut, dan udara.

Setelah perang Iran-Irak tahun 1980-an, IRGC juga menjadi sangat terlibat dalam rekonstruksi. Mereka memperluas kepentingan ekonominya dengan menjangkau jaringan bisnis yang luas, mulai dari proyek minyak dan gas hingga konstruksi dan telekomunikasi.

Kementerian Luar Negeri AS saat ini menunjuk lebih dari 60 organisasi, termasuk Al Qaeda, ISIS, Hezbollah dan sejumlah kelompok bersenjata Palestina sebagai "organisasi teroris asing".