India longgarkan sejumlah pembatasan di Kashmir

Pengumuman pelonggaran pembatasan tersebut datang setelah serangkaian protes mewarnai negara bagian itu pada akhir pekan.

Pasukan keamanan India berpatroli di Srinagar, Kashmir, pada Jumat (9/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Ismail

Pada Senin (19/8), para pejabat India mengumumkan bahwa kantor-kantor pemerintah akan kembali beroperasi, akses telepon perlahan-lahan dipulihkan dan sebanyak 190 sekolah akan mulai dibuka di Kashmir. Pengumuman pelonggaran pembatasan tersebut datang setelah serangkaian protes mewarnai negara bagian itu pada akhir pekan.

Setidaknya puluhan orang dilaporkan dilarikan ke rumah sakit akibat terluka karena peluru pelet setelah bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi pada Sabtu (17/8) malam waktu setempat. Bentrokan itu terjadi hampir dua pekan setelah pemerintah India memutuskan untuk mencabut status khusus Kashmir yang diatur dalam Pasal 370.

Warga dan polisi mengatakan banyak orang yang terluka akibat peluru pelet tidak mencari perawatan karena takut akan diidentifikasi dan ditangkap.

Selain peluru pelet, pasukan India juga menggunakan gas air mata dan granat cabai untuk membubarkan massa di sejumlah titik di Ibu Kota Srinagar. Menurut laporan media lokal, seorang pria berusia 65 tahun meninggal di rumah sakit pada Sabtu malam setelah dirawat akibat kesulitan bernapas karena terdampak gas air mata dan granat cabai yang dilempar oleh polisi.

Ketua Menteri Jammu dan Kashmir pada Jumat (16/8) mengumumkan telah melonggarkan aturan jam malam yang sebelumnya diterapkan.