Irak rusuh, PM Mahdi siap dialog

Massa menuntut dibukanya lebih banyak lapangan kerja dan pemberantasan korupsi.

Dua hari setelah protes antipemerintah yang berubah menjadi kerusuhan di Baghdad, Irak, Kamis (3/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Wissm al-Okili

Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi menyerukan adanya dialog setelah hari ketiga berlangsungnya protes antipemerintah di Ibu Kota Baghdad dan beberapa kota lainnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/10), kantor PM Mahdi mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan para demonstran dalam upaya mengakhiri krisis politik dan mengembalikan keadaan menjadi normal.

"PM Mahdi siap untuk bertemu dengan perwakilan demonstran untuk mempertimbangkan tuntutan sah mereka," jelas pernyataan tersebut.

Pengumuman itu muncul ketika 4.000 pengunjuk rasa, yang berdemonstrasi di Baghdad, menentang jam malam yang diberlakukan pemerintah. Mereka justru tumpah ke jalan-jalan untuk menuntut dibukanya lebih banyak lapangan pekerjaan dan pemberantasan korupsi yang meluas.

Massa berkumpul di Lapangan Tayaran dan berbaris menuju Lapangan Tahrir, di mana mereka bentrok dengan polisi yang berupaya memukul mundur dengan melepaskan tembakan senjata api dan gas air mata.