Junta akan hentikan kekerasan jika Myanmar kembali stabil

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi, dalam kudeta pada 1 Februari.

Foto ilustrasi / Pixabay

Junta militer di Myanmar menyatakan, akan mengindahkan permohonan dari pihak internasional untuk menghentikan kekerasan hanya jika negara tersebut kembali stabil.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi, dalam kudeta pada 1 Februari.

Kudeta militer memicu pemberontakan sipil yang membuat pasukan keamanan melakukan tindakan keras mematikan terhadap para pengunjuk rasa yang sebagian besar beraksi secara damai.

Kekerasan oleh aparat, yang mengakibatkan lebih dari 750 orang tewas, telah menimbulkan kekhawatiran di antara pada negara tetangga.

Pemimpin junta militer, Jenderal Min Aung Hlaing, pada akhir pekan lalu menghadiri pertemuan ASEAN di Jakarta yang membahas mengenai krisis di Myanmar. Ini adalah perjalanan luar negeri pertamanya sejak dia merebut kekuasaan.