Kedubes negara Barat minta militer Myanmar hindari kekerasan

Demonstrasi di Myanmar meletus setelah militer menggulingkan pemimpin yang terpilih secara demokratis, Aung San Suu Kyi, pada awal Februari

Ilustrasi. Pixabay

Kedutaan besar negara Barat di Myanmar menyerukan kepada para pemimpin militer untuk menahan diri melakukan kekerasan terhadap demonstran antikudeta.

Kedubes Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan 11 negara Barat lainnya mengutuk penangkapan para pemimpin politik dan pelecehan jurnalis setelah kudeta militer pada 1 Februari.

Selain itu, para kedubes negara Barat juga mengecam langkah militer yang memutus jaringan komunikasi di sebagian besar kota-kota besar di Myanmar.

"Kami mendukung rakyat Myanmar dalam upaya mereka mencapai demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran. Dunia mengawasi peristiwa ini," kata pernyataan bersama mereka, Minggu (14/2).

Seorang utusan hak asasi manusia (HAM) dari PBB, Tom Andrews, menuturkan, para jenderal Myanmar akan dimintai pertanggungjawaban karena menggunakan kekerasan dalam upaya memadamkan protes nasional.