Korban gempa Maroko lebih 2.800, Tim SAR berburu dengan waktu cari korban selamat

Di desa Tagadirte, di mana hanya sedikit bangunan yang masih berdiri.

Seorang bocah membawa perabot, pascagempa mematikan, di sebuah dusun di pinggiran Talat N'Yaaqoub, Maroko, 11 September. Foto REUTERS-Hannah McKay

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam lebih dari enam dekade meningkat menjadi lebih dari 2.800. Tim penyelamat pun berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa mereka demi menemukan orang yang selamat.

Tim SAR dari Spanyol, Inggris, dan Qatar bergabung dalam upaya penyelamatan Maroko setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter terjadi pada Jumat malam di Pegunungan High Atlas, dengan pusat gempa 72 km barat daya Marrakesh.

TV pemerintah melaporkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.862 orang dan 2.562 orang terluka. Tim penyelamat mengatakan rumah-rumah bata lumpur tradisional yang banyak terdapat di wilayah tersebut mengurangi kemungkinan menemukan korban selamat karena rumah-rumah tersebut telah hancur-lebur.

Di antara korban tewas, Suleiman Aytnasr berusia 7 tahun, yang sang ibu menggendongnya ke kamar tidur setelah dia terlelap di ruang tamu rumah mereka di sebuah dusun di luar Talat N'Yaaqoub, salah satu daerah yang terkena dampak paling parah. Dia akan memulai masuk tahun ajaran baru.

“Saat dia tidur, gempa terjadi dan langit-langit hancur dan menimpanya,” kata ayah Suleiman, Brahim Aytnasr, yang matanya merah karena menangis. Dia menghabiskan hari Senin mencoba menyelamatkan barang-barang dari puing-puing rumahnya.