Maduro tolak ultimatum Eropa yang serukan Pilpres bebas

Minggu (3/2) merupakan tenggat dari ultimatum Uni Eropa yang mendesak rezim Maduro menyelenggarakan Pilpres yang bebas.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Instagram/@nicolasmaduro

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak menerima ultimatum dari negara-negara Eropa yang menyerukan pemilihan yang bebas.

Pekan lalu, Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol memberi Maduro tenggat hingga Minggu (3/2) untuk mengadakan pemilihan baru atau mereka akan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.

"Kami tidka menerima ultimatum dari siapa pun," tegas Maduro dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi swasta LaSexta pada Minggu. "Seolah-olah saya pergi ke Uni Eropa dan berkata, 'Saya memberi Anda waktu tujuh hari untuk mengakui republik Catalonia atau jika tidak, kami akan mengambil tindakan.' Politik internasional tidak dapat mendasari dirinya pada ultimatum. Itu adalah zaman imperialisme atau koloni."

Maduro kemudian mempertanyakan mengapa Uni Eropa harus mendikte norma-norma politik ke negaranya.

"Mengapa Uni Eropa memberi tahu sebuah negara di dunia yang sudah menjalankan Pilpres sesuai konstitusi, undang-undang, lembaganya, dengan pengawasan pengamat internasional bahwa mereka harus mengulang Pilpres mereka? Mengapa? Apa karena sekutu mereka di Venezuela tidak menang," kata Maduro.